a. Seni Tari
Seni tari Dayak Kanayatn umumnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tari untuk upacara ritual dan tarian kesenian. Perbedaan yang mendasar dari kedua bentuk kesenian itu teletak pada proses penggunaannya, sebagai tarian ritual khusus dibawakan pada upacara ritual. Tarian tersebut dianggap sakral dan harus digunakan pada tempatnya. Tarian kesenian tradisi, walaupun terkadang sama-sama diperuntukan dalam konteks upacara, namun hanya sebagai hiburan yang dibawakan sesudah upacara inti selesai dan dapat digunakan dalam konteks lain.
Ada beberapa jenis tarian upacara ritual dalam masyarakat Dayak Kanayatn, antara lain tari Amboyo, tari Totokng, tari Baliatn. Tari Amboyo adalah tari yang digunakan pada upacara Naik Dango, yaitu upacara syukuran padi atau pesta panen. Tari Totokng adalah tarian yang digunakan pada upacara Notokng, yaitu upacara penghormatan kepada kepala kayauan. Upacara ini dilakukan untuk membuang sangar atau dosa bekas pekerjaan mengayau (berburu untuk memotong kepala) jaman dahulu, dan memohon agar selalu diberikan keselamatan. Tari Baliatn adalah tarian yang digunakan dalam upacara Baliatn. Semua tarian yang dibawakan dalam upacara itu senantiasa diiringi irama musik Dayak Kanayatn. Penggunaan musik dan tarian tersebut disesuaikan dengan upacara, sehingga masyarakat Dayak Kanayatn banyak mempunyai jenis tarian dan musik yang terkait erat dengan upacara.
b. Seni Musik
Musik tradisional bagi masyarakat Dayak Kanayatn merupakan salah satu aspek kebudayaan yang memiliki bentuk dan ciri khas dari setiap kelompok. Meskipun demikian, hampir semua kelompok mempunyai ciri-ciri dasar yang hampir sama antara satu dengan lainnya. Musik itu pada umumnya ditampilkan sebagai bagian upacara besar dalam siklus kehidupan dan peringatan waktu tertentu. Disamping itu digunakan pula sebagai hiburan, seperti dalam kesenian Jonggan.
Irama musik Dayak Kanayatn tergolong musik yang sangat fleksibel, sehingga dapat digunakan dalam upacara atau untuk mengiringi kesenian lain sebagai hiburan, seperti iringan tari, teater daerah, dan bentuk sajian tunggal (komposisi). Adapun jenis-jenis irama musik Kanayatn adalah sebagai berikut.
1). Irama Musik Bagu
Irama musik ini diciptakan oleh Abakng Nyawatn. Menurut tradisi lisan proses penciptaannya terinspirasi dari tujuh riam yang terdapat di sungai Bagu, sehingga musik tersebut dianggap sebagai replika bunyi dari ketujuh riam tersebut. Irama musik ini dibagi menjadi 7 bagian, yaitu Bagu, Samoko Lajakng, Samoko Batimang, Samoko Bagantung, Samoko Tapang, Taredek, dan Marense’.
2). Irama Musik Jubata
Irama musik Jubata dicipatakan oleh seorang Pamaliat (dukun) yang bernama Ne’ Ape’ Mantohari. Irama musik ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu Jubata Lajakng atau Jubata Manta’, Jubata Masak, Jubata Bagael atau Jubata Babulakng, Pate Mangkok atau Jubata Pulakng.
3). Irama Musik Totokng
Pencipta irama musik Totokng adalah Samine Nak Janyahakng Tatek. Menurut cerita lisan beliau diajari langsung oleh roh halus bernama Kamang Mantekng. Irama musik ini dibagi menjadi enam bagian, yaitu Totokng Maniamas, Totokng Palanteatn, Totokng We’ Ongan, Totokng Binalu, Ledang Lajakng, dan Ledang Panyaot.
4). Irama Musik Bawakng
Irama Bawakng berasal dari Ne’ Saruna Nak Ujatn Jantu’. Menurut cerita beliau mendapatkan pengetahuan tentang irama musik tersebut dari Ne’ Nyala’ Nang Nukukng Pajaji. Musik ini dibagi menjadi tujuh bagian, yaitu Bawakng Lajakng, Bawakng Samoko, Bawakng Nyangkodo, Bawakng Joragan, Bawakng Kadedeng, Bawakng pulo atau Bawakng Panca, dan Bawakng Baramutn.
5). Irama Musik Dendo
Irama musik ini berasal dari Ne’ Dara Enokng. Ia memperoleh pengetahuan irama musik tersebut dari Sinede Pamalitn Pujut. Irama musik ini dibagi mejadi tiga bagian, yaitu Dendo 1, Dendo 2, Dendo 3.
6). Irama Musik Panyinggon.
Irama musik ini diperkenalkan oleh Ne’ Rendeng yang dipelajari langsung dari Sijore Pamaliatn Mawing. Musik ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu Panyinggon, Kaldoleng, Gundali, Denayu.
7). Irama Musik Sipanyakng Kuku
Irama musik Sipanyakng Kuku diciptakan oleh Ne’ Tumas yang dipelajari dari Oera Pamaliatn Buntianak. Musik ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sipanyakng Kuku, Dara Enek, dan Sigurinti.
8). Irama Musik Ngaranto
Irama musik ini diciptakan oleh Dayakng Dadompa yang dipelajarinya langsung dari Bang Kire Pamaliatn Subayatn. Irama musik ini dibagi menjadi sembilan belas bagian, yaitu Singkaluma’, Patabakng Urakng Mati, Guruh Ari atau Ola’ Oleh, Anyut-anyut Titisawa, Gora’-Gora’, Jaja’ Nyango, Ne’ Nange, Titi Bajoa, Batakng Singunang, Tingkakok, Saka Barime, Rumah Ne’ Jule, Rangkat Tabu, Sare Andang, Soka’ Soke, Ranto Padakng, Rindu’ Ati, Burukng Bapuput, dan Danakng Liokng.
Irama musik Dayak Kanayatn merupakan tabuhan pokok yang banyak digunakan sebagai iringan tari dalam ritual perdukunan dan ansambel kesenian Jonggan. Selain tabuhan tersebut terdapat pola tabuhan Melok untuk mengiringi tarian pencak (silat) dalam upacara Pangka’, kemudian tabuhan Amboyo yang digunakan dalam upacara Naik Dango.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar